Di
tengah carut marut perpolitikan dan korupsi yang ramai di media, ada baiknya kita beralih
untuk melihat positivisme perekonomian Indonesia. Bagaimanakah kondisi
perekonomian Indonesia saat ini? Sebuah laporan terakhir Bank Dunia bertajuk
“Global Development Horizons 2011 Multipolarity : The New Global Economy”
menuliskan bahwa Indonesia, Brasil, China, India, Korea Selatan, dan Rusia
sebagai penopang pertumbuhan ekonomi dunia hingga tahun 2025 mendatang. Keenam
negara tersebut adalah kekuatan baru ekonomi dunia yang akan membantu
pertumbuhan ekonomi di
negara-negara miskin.
Hal
itu dikarenakan ekonomi negara-negara berkembang diperkirakan tumbuh 4,7 persen
per tahun selama periode 2011-2025, lebih tinggi ketimbang negara-negara maju
yang hanya tumbuh 2,3 persen per tahun. Namun, kita jangan berbesar hati dulu,
sebab masih ada dua persoalan utama yang menjadi ancaman potensial perekonomian
kita sehingga kita perlu memacu lagi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Pertama
adalah angka pengangguran (unemployment rate), angka pengangguran di negara
maju jauh lebih kecil daripada negara berkembang, sehingga ekonomi negara kita
perlu tumbuh lebih tinggi untuk menyerap pengangguran.
Kedua
adalah angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di negara berkembang jauh lebih
besar daripada negara maju, sehingga ekonomi negara kita perlu tumbuh lebih
tinggi untuk mengentaskan kemiskinan. Faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi
Indonesia terutama berasal dari banyaknya investor yang masuk (capital inflow)
ke Indonesia yang menjadi salah
satu penopang, aliran dana asing
ke sistem keuangan domestik yang biasa disebut capital inflow diperkirakan
bakal terus membanjiri Indonesia karena seiring kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah kita terhadap perluasan pembangunan dengan penekanan Masterplan
Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Faktor
konsumsi dalam negeri yang tinggi juga menjadi pemicu utama pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Konsumsi dalam negeri yang tinggi tentu sangat terkait erat dengan
perkembangan kelas menengah.
Berdasarkan
data Bank Dunia, pada tahun 2003 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya
sebesar 37,7 persen. Namun, pada tahun 2010 kelas menengah di Indonesia
mencapai 134 juta jiwa atau 56,6 persen dengan pendapatan US$ 350 USD.
Indonesia
berpeluang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi baru dunia.
Namun, terlebih dahulu harus
mengatasi dua hambatan besar. Pertama, Indonesia harus melakukan
perluasan dan pembangunan insfrastruktur. Kedua, Indonesia juga perlu
memperbaiki tata kelola pemerintah secara berarti, terutama dengan menciptakan
aturan- aturan dan mengembangkan perangkat-perangkat hukum pendukung yang
menunjang upaya pemberantasan korupsi, terutama di jajaran birokrasi.
Komitmen
untuk melakukan deregulasi terhadap aturan yang menghambat dan menghilangkan
tumpang tindih kebijakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
termasuk soal kepastian hukum tentang pembebasan lahan, perpajakan, dan
infrastruktur juga perlu diimplementasikan.
Indonesia kekuatan Baru Ekonomi Dunia |
Writed By : Teguh Sujono