Tak
peduli status Anda adalah pekerja atau karyawan ataupun wiraswasta, memperoleh
rezeki nomplok berupa penghasilan ekstra di luar pendapatan rutin sangatlah
menyenangkan karena tentu hal tersebut akan membuat rekening anda bertambah
gendut. Namun saking senangnya, seringkali kita sampai kalap membelanjakannya.
Menerima tambahan rezeki di luar
ekspektasi tentu saja menyenangkan hati. Di kalangan para pekerja atau
karyawan, termasuk pegawai negeri sipil (PNS), pendapatan ekstra ini biasa
dikenal juga sebagai gaji ke-13. Intinya, penghasilan di luar gaji rutin yang
bersifat resmi dan rutin. Bentuk paling umum yang biasa diterima “orang-orang
gajian” adalah tunjangan hari raya (THR) ataupun berupa bonus tahunan.
Di
beberapa perusahaan, selain bonus tahunan dan THR, ada juga yang memberikan
pendapatan berupa bonus masa kerja, bonus kinerja, ada juga bonus capaian
target. Ada pula dalam bentuk bonus tunjangan pendidikan anak, tunjangan
pernikahan, dan seterusnya. Bahkan, di beberapa perusahaan, ada juga yang
memberikan pendapatan ekstra ketika pemilik perusahaan berulang-tahun.
Memang,
kadangkala nominal duit ekstra itu tidak seberapa. Namun, yang namanya tambahan
rezeki, tentu layak disyukuri. Yang menarik adalah melihat perilaku orang
ketika menerima tambahan rezeki. Sebagian dari Anda mungkin saking girang
mendapatkan duit tambahan, langsung kalap membelanjakannya untuk keperluan
konsumtif. Membeli baju idaman, gadget mahal, memborong buku, hingga
mem-booking paket piknik. Sebagian lain dari Anda mungkin malah bingung
bagaimana memperlakukan pendapatan ekstra itu. Mau menabungnya saja, kok, rasanya
terlalu “pelit” bin irit. Hendak menginvestasikannya juga galau memilih
instrumen apa yang tepat. Ujung-ujungnya, duit bonus itu hanya mengendon saja
di rekening gaji Anda. Yang celaka, ketika rekening gaji itu adalah juga
rekening operasional Anda. Bisa-bisa “uang kaget” yang Anda terima ikut menguap
membiayai aktivitas harian, tanpa Anda sempat mewujudkannya dalam sebuah tujuan
keuangan. Nah
sebelum kita kalap, ada baiknya kita tengok dulu strategi pengelolaan duit
ekstra tersebut.
Uang Bonus |
Ini
yang kerap terjadi pada beberapa orang. Penyesalanlah yang terjadi, hanya
karena kemalasan mengelola pendapatan. Mungkin, sebagian dari Anda juga
berpikir, ngapain, sih, pusing-pusing saat menerima uang ekstra? Tinggal
dinikmati dengan cara dibelanjakan, apa salahnya? Tidak akan menciderai kondisi
kantong juga. Namun, pikiran Anda bisa berubah ketika mengetahui bahwa
sejatinya ada cara pemanfaatan duit tambahan itu dengan lebih bijak dan penuh
kesadaran. Terlebih jika duit ekstra yang Anda terima nilainya besar. Alangkah
sayang jika duit kaget itu menguap begitu saja tanpa perencanaan sadar.
Lantas,
apa saja yang perlu kita lakukan ketika mendapatkan pendapatan tambahan di luar
gaji rutin itu?
Pertama,
begitu mendapatkan penghasilan ekstra, ada baiknya Anda langsung “mengamankan”
dana itu di rekening khusus. Ini tip untuk Anda yang punya bakat “bocor dompet”
alias konsumtif, sedangkan rencana penggunaan dana juga masih belum jelas.
Umumnya,
pendapatan ekstra masuk ke rekening operasional, bahkan mungkin diberikan dalam
bentuk tunai. “Pisahkan dananya dari dana di rekening operaisonal,” ujar Pandji
Harsanto, perencana keuangan dari Fin-Ally Financial Planning and Consulting.
Rekening
khusus ini adalah rekening yang tidak akan Anda recoki untuk
pengeluaran-pengeluaran operasional harian. Jadi, rekening ini lebih baik tidak
dilengkapi dengan kartu debit atau fasilitas penarikan dana cepat melalui mesin
kasir otomatis alias ATM.
Langkah
pertama ini bisa Anda abaikan jika sedari mula Anda sudah memiliki perencanaan
untuk memanfaatkan dana ekstra itu. Jadi, begitu dana masuk, Anda bisa langsung
mengopernya untuk tujuan yang spesifik.
Kedua,
tengoklah kondisi keuangan Anda. Apakah Anda punya tanggungan-tanggungan utang
jangka pendek? Jangan-jangan arus kas Anda masih negatif karena kebanyakan
utang. Coba, hitung rasio-rasio kesehatan utang Anda.
Financial
check-up adalah hal yang perlu dirutinkan, termasuk saat menerima pendapatan
tambahan berupa bonus. Dengan langkah itu, Anda bisa menimbang apa saja yang
bisa dilakukan pada uang kaget tersebut. “Utamakan menilik yang jangka pendek,
baik dari sisi tanggungan maupun rencana keuangan,”.
Ketiga,
tengok perencanaan keuangan Anda. Apakah nilai dana darurat Anda sudah cukup
ideal saat ini? Dalam kamus perencanaan keuangan, besar dana darurat minimal
enam kali pengeluaran bulanan Anda. Jumlahnya bisa lebih besar jika Anda sudah
berkeluarga. Hal yang sama perlu juga dilihat untuk perkembangan rencana dana
pensiun, dana pendidikan anak, dan rencana keuangan lain yang targetnya sudah
mendesak.
Keempat,
menentukan prioritas. Jumlah dana darurat belum ideal, rencana dana pensiun
bahkan belum dimulai, nilai dana pendidikan anak juga masih jauh dari target,
di saat yang sama utang pembelian rumah (KPR) masih besar.
Masuknya
penghasilan ekstra bisa dimanfaatkan untuk mendukung salah satu tujuan
keuangan. Tinggal Anda tentukan mana yang lebih prioritas untuk didukung.
Sumber : http://personalfinance.kontan.co.id/news/biar-tak-gelap-mata-saat-menerima-uang-kaget/2013/03/11
Editor : Hary